Monograph
Asih
ASIH
Namanya Kasih,
Kedua orang tuanya berharap dia akan tumbuh dewasa dengan hati yang kaya kasih sayang. Bisa saja awalnya begitu, sebelum dirinya menjadi sosok yang seolah tak punya hati.
"Kasih" menjadi nama yang terlalu indah untuk si wajah kaku tanpa senyuman itu. Wajah yang lebih baik tak usah tersenyum, ketimbang bermalam-malam dihantui oleh bayangan mengerikan. Entah sejak kapan panggilan "Asih" tersemat pada dirinya.
Saat kali pertama bertemu, aku mengira hanya aku yang dia temui dengan cara seperti itu. Namun, nyatanya tidak. Cerita demi cerita dari mulut orang tua dan saudara-saudaraku bergulir. Ternyata, jauh sebelum aku lahir, dia sudah sering mencoba mendatangi banyak manusia.
Asih, datanglah...
Kali ini, gerbang dialog kubuka lebar untukmu.
Tapi ingat, aku tak berharap lebih dari sekadar bicara denganmu. Aku tak ingin menjadi teman baikmu. Biarkan aku menjadi jembatan antara pikiran mereka yang mencibir dengan kisah sesungguhnya...
03147 | 899.221 3 RIS a | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain