Monograph
Smokol
Buku ini berisi lima belas cerpen pilihan yang pernah dimuat di harian Kompas sepanjang tahun 2008. Dipilih oleh dua juri yang merupakan orang luar redaksi Kompas, yakni Rocky Gerung (pengajar filsafat di UI) dan Linda Christanty (peraih Khatulistiwa Literary Award 2004).
Cerpen-cerpen itu ditulis oleh para sastrawan yang sudah tidak asing lagi namanya di telinga kita, sebut saja misalnya Agus Noor, Ayu Utami, Damhuri Muhammad, Ratih Kumala, Beni Setia, dan Puthut EA.
Di antara kelima belas cerpen itu, para juri memilih satu cerpen terbaik, dan yang terpilih adalah Smokol karya Nukila Amal. Cerpen terbaik itu pun diberi kehormatan untuk menjadi judul utama buku ini.
Smokol berkisah tentang tokoh bernama Batara yang gemar menyelenggarakan smokol secara rutin. “Smokol” ini kalau tidak salah merupakan bahasa Manado, artinya makan tanggung di antara sarapan pagi dan makan siang.
Batara disebut sebagai seorang gastronom (ahli tata boga). Ia memandang smokol sebagai sesuatu yang adiluhung. Baginya, smokol bukan sekadar acara santap biasa, melainkan sebuah upacara luhur yang perlu diselenggarakan secara serius. Semakin sempurna smokol yang diselenggarakannya, semakin puaslah hatinya.
Suatu ketika, Batara menangis tersedu-sedu. Ia berbicara tentang orang-orang yang meninggal karena kelaparan dan tentang anak-anak yang kurang gizi yang mana berita-beritanya sering muncul di televisi. Sebagai sosok yang menjunjung tinggi makanan, ia jadi tersentak, lalu sedih berkepanjangan. Cerpen ini ditutup dengan kalimat pamungkas, “Batara tampak agak kurus akhir-akhir ini.”
03267 | 899.221 3 SMO s | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain